Satgas TMMD Sempatkan Ziarah ke Makam Raja Demak
DEMAK - Setelah selesai bekerja di lokasi TMMD REG 96 di desa Trengguli kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak, puluhan prajurit yang ingin menambah kasanah budaya dan mempertebal keimanan, menyempatkan diri berziarah ke Makam Raja Demak di Kompleks Masjid Agung Demak, Jum’at (27/05). Sekedar diketahui di bulan ini bertepatan dengan bulan sya’ban.
Pada kesempatan tersebut digunakan prajurit untuk berziarah. Selagi ada kesempatan di Demak dan sekaligus wisata religi dan mendoakan para penegak agama khususnya Islam. Sebagaiman tradisi, di bulan Syaban banyak orang berziarah dalam memasuki bulan Ramadhan.
Bulan sya'ban adalah bulan penuh kebaikan, bulan dinaikkannya semua amalan manusia kepada Allah SWT. Oleh karnanya, kita disarankan untuk memperbanyak beramal sholeh dan berpuasa. Amalan yang disunahkan oleh Nabi adalah berpuasa di bulan sya'ban. Karena bulan Sya'ban dekat dengan bulan Ramadhan, maka bagi mereka yang memiliki hutang puasa diwajibkan untuk segera melunasinya. Jangan sampai ditunda hingga melewati bulan Ramadhan berikutnya.
Dikalangan orang jawa, bulan Sya'ban ini disebut dengan bulan ruwah. Dimana kata ruwah ada kesamaan dengan kata arwah. Dalam tradisi masyarakat jawa, dibulan ruwah inilah arwah para leluhur atapun saudara yang telah mendahului kita menengok keluarga yang ditinggalkan didunia. Oleh karena itu, keluarga yang ditinggalkan banyak yang mendo'akan arwah para leluhur tersebut maupun keluarganya menjelang bulan ramadhan tiba. Banyak kegiatan yang dilakukan orang jawa khususnya dibulan ruwah, diantaranya yaitu kirim do'a, sedekah, tahlil, tahmid, serta berziarah ke kubur.
Memang tradisi berziarah ke kubur dibulan sya'ban (ruwah) tidak dapat dipisahkan oleh masyarakat jawa khususnya. Bagi sebagian orang, berziarah kubur menjadi semacam kewajiban yang bila ditinggalkan akan terasa ada yang kurang dalam hal menyongsong bulan ramadhan. Dari keterangan yang pernah saya baca, berziarah ke kubur memang masa awal-awal Islam dilarang oleh Rasululah SAW. Dikarenakan kondisi sosiologis masyarakat Arab, pola pikir masyarakat yang masih didominasi dengan kemusyrikan. Dan juga tingkat keislaman mereka yang masih lemah. Oleh karna itu Rasulullah mengkhawatirkan terjadinya kesalahpahaman ketika mereka berziarah kubur baik dalam berperilaku maupun berdo'a.
Seiring dengan perkembangan jaman, maka pola pikir dan tingkat keislaman seseorang semakin berambah, maka berziarah kubur diperbolehkan. Seperti halnya Rasulullah SAW yang pernah berziarah kubur ke makam ibundanya. Berziarah kubur memiliki faedah untuk mengingatkan kita akan kematian dan akhirat. (Pendim 0716/Demak)
Pada kesempatan tersebut digunakan prajurit untuk berziarah. Selagi ada kesempatan di Demak dan sekaligus wisata religi dan mendoakan para penegak agama khususnya Islam. Sebagaiman tradisi, di bulan Syaban banyak orang berziarah dalam memasuki bulan Ramadhan.
Bulan sya'ban adalah bulan penuh kebaikan, bulan dinaikkannya semua amalan manusia kepada Allah SWT. Oleh karnanya, kita disarankan untuk memperbanyak beramal sholeh dan berpuasa. Amalan yang disunahkan oleh Nabi adalah berpuasa di bulan sya'ban. Karena bulan Sya'ban dekat dengan bulan Ramadhan, maka bagi mereka yang memiliki hutang puasa diwajibkan untuk segera melunasinya. Jangan sampai ditunda hingga melewati bulan Ramadhan berikutnya.
Dikalangan orang jawa, bulan Sya'ban ini disebut dengan bulan ruwah. Dimana kata ruwah ada kesamaan dengan kata arwah. Dalam tradisi masyarakat jawa, dibulan ruwah inilah arwah para leluhur atapun saudara yang telah mendahului kita menengok keluarga yang ditinggalkan didunia. Oleh karena itu, keluarga yang ditinggalkan banyak yang mendo'akan arwah para leluhur tersebut maupun keluarganya menjelang bulan ramadhan tiba. Banyak kegiatan yang dilakukan orang jawa khususnya dibulan ruwah, diantaranya yaitu kirim do'a, sedekah, tahlil, tahmid, serta berziarah ke kubur.
Memang tradisi berziarah ke kubur dibulan sya'ban (ruwah) tidak dapat dipisahkan oleh masyarakat jawa khususnya. Bagi sebagian orang, berziarah kubur menjadi semacam kewajiban yang bila ditinggalkan akan terasa ada yang kurang dalam hal menyongsong bulan ramadhan. Dari keterangan yang pernah saya baca, berziarah ke kubur memang masa awal-awal Islam dilarang oleh Rasululah SAW. Dikarenakan kondisi sosiologis masyarakat Arab, pola pikir masyarakat yang masih didominasi dengan kemusyrikan. Dan juga tingkat keislaman mereka yang masih lemah. Oleh karna itu Rasulullah mengkhawatirkan terjadinya kesalahpahaman ketika mereka berziarah kubur baik dalam berperilaku maupun berdo'a.
Seiring dengan perkembangan jaman, maka pola pikir dan tingkat keislaman seseorang semakin berambah, maka berziarah kubur diperbolehkan. Seperti halnya Rasulullah SAW yang pernah berziarah kubur ke makam ibundanya. Berziarah kubur memiliki faedah untuk mengingatkan kita akan kematian dan akhirat. (Pendim 0716/Demak)
Tidak ada komentar