test banner

Breaking News

Gogoh Iwak

Mencari sisa-sisa ikan di empang yang sudah surut airnya atau orang jowo menyebutnya dengan istilah "Juproh" memang sangat menyenangkan. Tak mengherankan jika aktivitas yang sarat dengan lumpur itu digandrungi siapapun. Kususnya warga ndeso dikampungku.

Seperti kemarin pas tetanggaku sedang memanin ikan di empangnya. Sontak kejadian ini mengundang antusiasme para bocah bahkan para dewasapun tak mau ketinggalan mereke ikut berduyun-duyun cancut tali wondo rame-rame mengerumuninya. Walau tak sedikit dari mereka yang sekedar peramai saja.

Suasana siang itu kian riuh,Tak sekedar menjadi penggairah bagi para pencarinya saja bak polah tingkah ikan-ikanpun seolah ikut menggeliatkan hadirin yang melihatnya banyak dari mereka yang tak sanggup menahan isarat-isarat jeritnya;

"Kae__kae__kae lhoo iwak'e!" (itu ikannya)

"Endhii..?" (mana)

"Lha kuwi__kuwi...! kuwi lhoo ning ngisormu..!". (itu..itu di bawahmu)
Seruan ibu-ibu, heboh.

Di tengah kesertaanku hanyut menyaksikan tradisi masa kecil yang membuatku rela mbolos sekolah itu nampak satu bocah yang begitu melas. Kulihatnya tak satupun ikan yang ia dapatkan kecuali lumpur yang mulai mengering mengotori sekujur badannya,serta ember kosong disampingnya yang memang
sudah dipersiapkannya dari rumah.
Nasib. Selain karena takut dengan ular ia memang tidak mahir menangkap ikan. Alhasil ia hanya bisa merelakan ikan yang dilihatnya selalu tertangkap oleh temannya yang lain.

"Gowo mrene...gowo mrene... Uwong Iwak iki weruhku kok..!" (berikan padaku.ikan ini kan aku yang melihat).
Pinta bocah itu mengiba pada kawannya.

"Heemm.. Enakmen. Salaheee,,kowe ora biso nyekel". (Heem..enak ajaa. salahmu sendiri gak bisa nangkap).
Sahut kawannya tak menghiraukan, membuat wajahnya yang penuh lumpur itu kian nampak memelas.

Seketika bibirku terasa membentuk sebuah senyum hampa menyaksikannya. aku menatapnya pekat seraya beradu cepat dengan benak dan batinku. Bocah kecil itu benar-benar sudah menggiring kenanganku pada masa lalu. Masa dimana aku pernah menyicipi omelan, cibibiran, ledekan ala Mbokku. Iyaa...omelan mbokku dulu karena stiapku kembali dari juproh tiada yang dapat aku banggakan dihadapannya kecuali cerita tentang ikan-ikan yang gagal aku tangkap dan pakaian yang penuh lumpur sebagai hasilnya.

"Lha ndi nang iwake?" (mana ikan yg kamu dapatkan)?

"Awak gluput kabeh...bla..bla...!"
"Bocah kok senengane bla.. bla..bla
(sensor)!".

Aku hanya diam diantara Cecar tanya si mbok campur ngamuk yang tak sempat aku jawab.

"Kono ndang adoss.....!" (buruan mandi sana)
"Lha wong cah lanang kok ora biso nyekel iwak". (laki-laki kok gak bisa nangkap ikan)

Tegas si mbok mencibir sembari melorotkan celanaku yang nampak warna lumpur itu.

"Penting asyik Mbook"... gerutuku
mengenang masa itu

Tidak ada komentar