test banner

Breaking News

Jembatan Maut Desa Ruwit Akan Dirobohkan

Patahan jembatan penghubung Dukuh Lapat-Dukuh/Desa Ruwit Kecamatan Wedung semakin melengkung.(harsem/sukmawijaya)






Demak-Menyusul akan dibangun jembatan baru oleh pemerintah, rencananya jembatan utama penghubung Dukuh Lapat dengan Dukuh/Desa Ruwit Kecamatan Wedung akan dirobohkan.

Sejak tahun 2004, jembatan penghubung Dukuh Lapat-Ruwit sudah patah, kondisi jembatan yang melengkung sangat membahayakan warga ketika melintas. Apalagi saat air sungai meluap akibat banjir, sehingga badan jembatan tak terlihat.

Warga setempat menyebut jembatan di atas sungai Kanal Jebor adalah jembatan maut. Pernah sebuah mobil carry berpenumpang 13 orang memaksa melintas di atas jembatan itu, karena oleng mobil tercebor ke sungai,  seorang tewas karena tenggelam.

Kejadian warga terjatuh dari jembatan sering terjadi, sebelumnya seorang pedagang yang mengendarai motor tombong juga tercebor, karena menghindari rombongan pelajar bersepeda. Seorang pelajar diantara rombongan itu tercebur, hingga warga kesulitan mencari sepedanya.

Minggu lalu, bocah TK warga Dukuh Lapat Desa Ruwit yang ngebut bersepeda juga terjatuh dari jembatan, beruntung warga melihat ketika bocah itu terjatuh, sehingga cepat tertolong.

“Kami sering mengawasi bila ada penyeberang melintas di jembatan, seperti bocah TK tersebut, beruntung warga segera memburunya sehingga bocah itu tertolong, walaupun sepedanya hilang,” ucap tokoh masyarakat Desa Ruwit, H Abdul Rosyid (44), Senin (23/9).

Menurut Kepala Desa Ruwit Supriyanto Romowijoyo, jembatan yang dibangun sejak tahun 1999 ini, merupakan akses utama warga Dukuh Lapat yang berpenduduk hampir 2.000 jiwa atau 700 KK. Jembatan tersebut merupakan jalur ekonomi, sedikitnya hasil bumi dari sawah seluas ratusan hektar selalu melintas di atas jembatan.
    
Karena kondisi jembatan miring, penyeberang harus berhati-hati. Apalagi lebar jembatan hanya 2 meter, warga harus mengantri ketika berpapasan dengan kendaraan lain. "Bila berpapasan dengan motor ber-tombong harus berhenti, gantian menghidar, kalau tidak sabar bisa-bisa kecebur di sungai," ucapnya.
    
Supriyanto bersyukur, upaya desa untuk meminta bantuan sudah berhasil, rencananya pemerintah akan membangun jembatan baru dengan nilai anggaran Rp 800 juta selama dua tahun anggaran. Dan jembatan baru akan di alokasikan di depan kantor Balai Desa.
   
Sedang jembatan lama sepanjang 50 meter, akan dirobohkan karena berbahaya, untuk sementara jembatan ini menjadi jembatan darurat untuk memudahkan ratusan pelajar melintas ketika berangkat ke sekolah.

Untuk mengantisipasi dari kerusakan lebih parah, pihaknya masih menganggarkan Rp 2,5 juta untuk upah petugas, membersihkan rimbunan tanaman enceng gondong yang mengalir di bawah jembatan, sebagai antisipasi agar jembatan tidak roboh ketika banjir datang. (swi/hst)

1 komentar:

  1. Enter your comment...assalaamu'alaikum. afwan sebelumnya ya....saya berasal dr dukuh lapat yg domisili d jayapura. melihat kondisi yg seperti itu dan pak kades jg sdh meminta bantuan dari pemerintah untuk hal itu. apakah dana bantuan dari pemerintah sdh cair dan apakah jg sampai skrg jembatannya sdh d bangun kalau memang dana sdh cair kenapa ketika thn 2015 kmrn pada hari lebaran saya pulkam masih melihat jembatannya masih blm d perbaiki. tolong pencerahannya...wassalaam.

    BalasHapus