test banner

Breaking News

Kelompok Mangrove Bahari Pelopor ‘Rantai Emas’ Demak

Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan KLH, Arief Yuwono (tiga dari kanan) didampingi Muspida menanam mangrove di Desa Bedono Kecamatan Sayung, Demak, kemarin.(SM/Hartatik)



DEMAK- Potensi dan kiprah Kelompok Mangrove Bahari dalam merehabilitasi ekosistem mangrove mendapat respon dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Kelompok tersebut mendapatkan bantuan 70.000 batang bibit mangrove sekaligus menjadi pelopor program rantai emas di Kabupaten Demak.
    
Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan KLH, Arief Yuwono mengatakan, rantai emas merupakan program pembibitan dan penanaman mangrove oleh masyarakat setempat untuk peningkatan kesadaran lingkungan hidup dan peningkatan pendapatan melalui budi daya mangrove.
    
“Hingga kini sudah lebih dari 30 kelompok masyarakat yang melaksanakan program rantai emas. Yang cukup maju di Tanjung Pasir, Tangerang karena kegiatannya berupa penyemaian, pembibitan, penanaman mangrove, beternak itik, tambak bandeng hingga koperasi simpan pinjam,” ujarnya, kemarin, saat mengunjungi Kelompok Mangrove Bahari di Desa Bedono Kecamatan Sayung.
    
Hadir pada kegiatan itu Asisten Deputi Pengendalian Kerusakan Lingkungan Pesisir dan Laut KLH, Nursiwan Taqim, Kepala Badan Lingkungan Hidup Jateng Agus Sriyanto, Asisten Bidang II Setda Demak Singgih Setyono dan Kepala Kantor Lingkungan Hidup Demak Mugiyanto.
    
Di Jateng, program rantai emas ini dengan merehabilitasi ekosistem mangrove di Kota Semarang, Kabupaten Demak, Rembang dan Pati. Uniknya, kegiatan ini didominasi kaum ibu yang membantu suaminya sebagai nelayan atau petani tambak.
    
Kelompok Mangrove Bahari sendiri beranggotakan 24 orang dimana separuhnya merupakan kaum perempuan. Saat ini, mereka mulai mengarah kegiatan ekonomi produktif.
    
“Anggota kelompok yang perempuan sudah mulai mengolah mangrove menjadi camilan, seperti keripik brayo, mraneng brayo dan kue dari buah mangrove,” kata Ketua Kelompok Mangrove Bahari, Zamroji.
    
Dia berharap, masyarakat semakin termotivasi dengan program rantai emas KLH. Mereka semakin giat menanam mangrove di Demak. Kepala KLH Demak, Mugiyanto menyampaikan bahwa Kecamatan Sayung merupakan wilayah terparah yang terkena dampak abrasi dan rob. Berbagai upaya penanggulangannya sudah dilakukan mulai penanaman mangrove hingga pembangunan pemecah gelombang. (SMNetwork/J9/hst)

Tidak ada komentar