test banner

Breaking News

Keripik Dari Tanaman Mangrove

Rukidah (40) menjemur buah brayo yang telah direbus untuk diolah menjadi camilan(sm/hartatik)


BRAYO atau tanaman mangrove yang tumbuh di pinggir pantai atau pesisir laut ternyata bisa diolah menjadi camilan. Keterampilan tersebut dikembangkan oleh ibu-ibu di Dukuh Tambaksari Desa Bedono Kecamatan Sayung, Demak.
    
Rukidah (40), misalnya, mengaku bahwa daun dan buah brayo bisa diolah menjadi kudapan bercita rasa tinggi. Daun brayo bisa dibuat menjadi keripik yang memiliki raya gurih dan renyah. Sedangkan buah brayo bisa dikonsumsi cukup menggunakan campuran kelapa parut atau bisa juga diolah menjadi bahan baku roti.
    
Daun brayo yang digunakan untuk keripik adalah yang masih muda. Menurut ibu enam anak ini, cukup mudah membuat keripik daun brayo. Daun brayo yang muda dicampur dengan tepung beras dan penyedap rasa.
    
Lembaran demi lembaran daun brayo ini digoreng sebentar di minyak goreng yang panas. Sedangkan prosess pembuatan roti dari buah brayo butuh kesabaran. Buah brayo direbus hingga matang lalu dikupas dan dijemur sampai kering.
    
“Buah brayo yang sudah dijemur nantinya hitam seperti kopi. Kalau langsung digoreng bisa jadi marneng dan dibumbui pedas manis,” kata Rukidah seraya menyebutkan resep camilan brayo ini dibuat sendiri.
    
Lebih lanjut, dia mengatakan, buah brayo yang sudah dijemur dan berwarna hitam itu ditumbuk hingga seperti tepung. Untuk membuat roti, campuran antara tepung brayo dan tepung terigu ini komposisinya 1:1.
    
Selama ini, camilan brayo dapat mudah dijumpai pada warung-warung sederhana di obyek wisata hutan mangrove Dukuh Tambaksari. Satu bungkus kecil keripik brayo dan brayo rebus krawu kelapa dijual seharga Rp 1.000. Sedangkan satu bungkus kecil marneng brayo harganya cuma Rp 1.500.
    
Sumarni (45), pengunjung dari Desa Bonang mengaku tidak tahu kalau tanaman mangrove bisa diolah menjadi camilan. Apalagi keripik brayo tersebut, menurutnya, memiliki rasa yang lebih gurih dibanding keripik bayam.
   
“Enak juga, malah lebih renyah dari keripik bayam. Mungkin karena tekstur daun brayo yang lebih tipis jadi rasanya lebih renyah,” ungkapnya. (SMNetwork/Hartatik/hst)


Tidak ada komentar