Para Pendemo Sweping Pabrik
Sebelum berangkat berunjuk rasa, pendemo melakukan swiping di sejulah pabrik, mengajak para karyawan untuk demo, Rabu (23/10). |
Macet Hingga 15 Km
Untuk menghimpun jumlah massa, para pendemo sweping pabrik sepanjang pantura Semarang-Demak. Mereka sempat membuat kegaduhan di kompleks pabrik wilayah Kecamatan Sayung.
DEMAK- Aksi demo para buruh tak hanya membuat macet jalur pantura Semarang-Demak, massa sekaligus melakukan sweping di lingkungan pabrik wilayah Kecamatan Sayung. Mereka mengajak buruh lain yang masih bekerja, untuk bergabung dalam unjuk rasa.
Untuk menghimpun jumlah massa, para pendemo sweping pabrik sepanjang pantura Semarang-Demak. Mereka sempat membuat kegaduhan di kompleks pabrik wilayah Kecamatan Sayung.
DEMAK- Aksi demo para buruh tak hanya membuat macet jalur pantura Semarang-Demak, massa sekaligus melakukan sweping di lingkungan pabrik wilayah Kecamatan Sayung. Mereka mengajak buruh lain yang masih bekerja, untuk bergabung dalam unjuk rasa.
Kericuhan tersebut bermula saat ribuan buruh yang tergabung dalam Gerakan Buruh Demak (Gebrak) memaksa masuk pabrik meubel yang berada di jalur pantura Sayung, sambil berlari dan berteriak-teriak, massa meminta buruh yang sedang bekerja segera menghentikan aktifitasnya.
Aksi sweping ini kontan membuat para buruh meubel yang umumnya perempuan menjadi ketakutan, pasalnya para buruh yang melakukan swiping sambil membawa pentungan dari bahan kayu atau besi.
Pihak pabrik tak bisa berbuat apa-apa. Sehingga membiarkan swiping itu, kendati kepergian karyawannya justru mengakibatkan perusahaan menjadi merugi hingga ratusan juta rupiah.
“Mau bagaimana ribuan massa datang dan memaksa karyawan kami untuk berdemo, kami tak mau beresiko pada pengerusakan asset pabrik,” ungkap Supervisor Pabrik Meubeler PT Saniharto Enggalhadjo Sayung, Wawan, Rabu (23/10).
Pihaknya tidak berani mencegah aksi massa yang marah-marah, sehingga membiarkan karyawannya berhenti kerja. Kendati pabrik akan mengalami kerugian, karena produksi meubel yang seharusnya segera di ekspor jadi tertunda.
Sebelum melakukan aksi demo di depan Kantor DPRD Demak, ribuan buruh yang menuntut kenaikan Upah Minimum Kabupaten (UMK) men-sweping dan memaksa para buruh yang masih bekerja untuk mogok kerja, dan bergabung dengan massa pendemo.
Aksi sweping justru membuat buruh lain yang bekerja menjadi ketakutan, karena sweping dilakukan sambil membawa pentungan dan menggedor-gedor pintu pabrik. Menurut Koordinator Buruh Demo, Agus Yadi, aksi sweping dilakukan karena ada beberapa pabrik yang melarang karyawannya untuk berdemo.
Sejumlah satpam pabrik dan TNI-Polri yang menjaga keamanan aksi demo, tidak bisa berbuat banyak. Karena jumlahnya tidak sebanding dengan pendemo, mereka hanya mengawal laju massa yang akan berkonvoi di jalan raya.
Selain melakukan sweping, massa buruh sempat memblokir jalur pantura Semarang-Demak, akibatnya arus kendaran dari arah Demak menuju Semarang menjadi tersendat, menyebabkan kemacetan hingga sejauh 15 KM.
Arus lalu lintas berangsur lancar setelah polisi menggiring massa buruh, segera melanjutkan perjalanan menuju ke gedung DPRD Demak. (swi/hst)
Tidak ada komentar