test banner

Breaking News

Kado Istimewa Untuk Bupati

PRODUKTIF: Rudi Santosa SH dan buku karyanya tentang Kiprah Bupati Dachirin Said. (WAHIB PRIBADI)
DEMAK – Acara resepsi memperingati Hari Jadi ke-512 Kabupaten Demak dihiasi dengan launching buku kiprah Bupati Demak H Moh Dachirin Said. Buku dengan judul ‘Kiprah Moh Dachirin Said Membangun Demak Kota Wali’ ini memotret segala aktivitas orang nomor satu di Pemkab Demak lengkap dengan foto kenangan.

Buku setebal 250 halaman ini merupakan karya mantan Kabag Humas Setda Pemkab Demak, Rudi Santosa SH. Sebelumnya ia juga menulis buku kiprah (alm) Bupati Tafta Zani Tokoh Pembangunan. Buku yang diterbitkan Humas Pemkab Demak ini menjadi perhatian karena 2015 merupakan tahun terakhir Bupati Dachirin Said sebagai bupati.

Di dalamnya berisi kumpulan cerita, dan aktivitas Moh Dachirin Said selama menjabat sebagai bupati menggantikan posisi Bupati Tafta Zani yang meninggal. Tidak hanya sebatas artikel yang berbobot, tapi juga kisah ringan tentang sosok Moh Dachirin Said.

Rudi Santosa birokrat eselon II dan juga penulis lepas. Dalam menulis, Rudi memilih kalimat yang kocak serta cenderung lugas. Misalnya, ketika Bupati Dachirin Said berdialog dengan pelajar SMA yang rata-rata melek tekhnologi informatika (TI). Dalam kesempatan itu, dengan lugasnya anak-anak sekolah menyampaikan keluh kesah kepada bupati. Lengkap dengan kritikan pedasnya khas gaya remaja.

Bupati yang juga kiai dengan sikap kebapakan mengarahkan anak-anak bersemangat menuntut ilmu. Sebab, mereka yang menjadi generasi penerusnya.

Di dalamnya juga banyak tulisan. Seperti artikel nakal tentang Topi Kebesaran, Bapake Tidak Datang, Kalau Mau Sukses ke Demak, Ulang Tahun Bu Guru, Salat di Studio TV, sampai artikel Mana Lagunya Pak, menjadikan buku satu ini lebih fresh. “Semua dikemas ringan ringan renyah,” kata Heru Asianto, Edi Djatmiko, Doso Pornomo dan Mudiyanto rekan kerjanya yang keseharian satu perahu dengan penulis sebagai Staf Ahli Bupati.

Rudi Santosa mengatakan, saat menulis melibatkan Faidlul Atiq dan Anik Ida Iryani. Keduanya merupakan teman sejawat ketika penulis menjabat sebagai Kabag Humas Setda Demak. Faidlul Atiq direkrut mendesain cover dan layout, sedangkan Ida Iryani sebagai editor. Berlama-lama ketiganya berkarya lewat komputer jadul yang dibelinya lima tahun lalu. “Untuk menulis buku ini, saya membutuhkan waktu yang cukup lama. Selain itu, memerlukan kesabaran dan ketelatenan. Biasanya sebelum tidur saya menulis satu artikel,” kata Rudi.

Yang khas dalam buku, adalah Moh Dachirin Said selain sebagai bupati, juga seorang kiai, serta takmir Masjid Agung Demak. Bupati Dachirin bahkan berangkat dari latar belakangnya sebagai pegawai Departemen Agama (Depag). Sebagai Widyaiswara, Bupati Dachirin Said kalau bicara selalu lugas dan ceplas ceplos.

Tapi tampak tegas dan berkata bloko suto ( apa adanya). Sehingga dalam setiap sambutannya mesti ada nuansa Islami. “Pak Dachirin itu, kalau pas marah biasanya dilontarkan secara spontan. Tapi, kalau ada mitranya yang memiliki pendapat lebih baik dari pendapatnya, dia tidak malu-malu mengakuinya. Dan yang menjadi kekaguman banyak pihak, Moh Dachirin Said selama menjadi bupati tidak malu mengatakan dengan jujur bahwa dia selama menjabat bupati tugasnya adalah melanjutkan program Tafta Zani,” imbuhnya.

Rudi mengaku, kelugasan inilah yang menjadikannya tertarik untuk menulis buku Bupati Dachirin Said. Rudi mengatakan, ada satu lagi yang menarik, yaitu ketika PNS termasuk pimpinannya selalu dia sapa dengan sebutan mitra, bukan staf. “Sebab, staf itu hanya staf ahli bupati. Saya senang bisa menulis kiprah Moh Dachirin Said Membangun Demak Kota Wali. Bukan materi yang kami kejar, namun ingin kiranya menyumbangkan buah pikiran kepada bapaknya dalam bentuk buku,” tambah penulis kelahiran Pati yang telah bekerja lebih 32 tahun sebagai PNS di Pemkab Demak. (hib/fth/radarsemarang)

1 komentar:

  1. Kiranya bisa mendapatkan (membeli) Buku ini dimana ya mas admin, atau sudah diperbanyak?

    BalasHapus