test banner

Breaking News

Gelar Apitan, Memohon Hujan

Warga Desa Sumberejo khusuk mengikuti istigosah meminta hujan.(harsem/sukmawijaya)



Demak-Menghadapi masa tanam satu (MT I), warga Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen, berharap segera turun hujan. Untuk itu di gelar sedekah bumi (apitan) berupa istigosah dan wayang kulit.

Menurut Kepala Desa Sumberejo, Supriyadi, sedekah bumi yang sudah menjadi tradisi desa selalu dilaksanakan setiap menjelang MT I, dalam gelaran tersebut warga berharap segera diturunkan hujan dan dijauhkan segala sengkala.
    
Sistem pertanian Desa Sumberejo yang mengandalkan sawah tadah hujan, hanya air dari langitlah yang menolong peningkatan hasil bumi. “Wilayah desa mengalami kekeringan hingga sulit mencari air, beruntung ada Sendang Pura yang airnya selalu berlimpah sehingga warga memanfaatkan untuk kebutuhan hidup,” katanya.

Dalam pagelaran budaya wayang kulit dengan dalang Ki Sigit Ariyanto (Rembang) ini, dilakonkan kisah Abimanyu yang mencari Wahyu Cakra Ningrat. Semasa muda, putra Arjuna sini ingin menggayoh wahyu keprabon (wahyu raja), hingga dia bertapa berhasil mendapat wahyu cakra ningrat.

Namun belum merasakan bagaimana menjadi seorang raja yang seutuhnya, Abimanyu justru tewas dalam peperangan Bratayudha, selanjutnya tahtanya diteruskan oleh anaknya bernama Parikesit dengan gelar raja di Yawastino (Astina).

Dalam pemerinatahan Parikesit berlanjut ke tanah Jawa, dan melahirkan raja-raja besar di tanah Jawa, seperti R Joyoboyo, Angling Darmo dan lainnya.

Terpisah, menanggapi persoalan air Sekdes Sumberejo Hambali mengatakan, pada musim kemarau sedikitnya tiga perdukuhan yang tercaver oleh air artesis dari bantuan pemerintah. Dia berharap pemerintah bisa memasukan bantuan lagi.

Selama ini, saat kemarau warganya banyak menanam tembakau, karena harga tembakau labil sebagian beralih pada tanaman jagung, namun seluruh persawahannya tak memiliki irigasi teknis. 

Wilayah pertanian Sumberejo dan sekitarnya bisa menjadi pertanian teknis bila pemerintah sudi melaksanakan pembangunan penyodetan sungai Dolog yang berada di Bendung Barang Desa Banyumeneng Kecamatan Mranggen. Manfaat air dari saluran sodetan tersebut bisa dirasakan pada Kecamatan Karangawen juga.

Sendang Puro
    
Sebuah sumur yang berdiameter 2 meter dengan kedalaman 8 meter, ternyata benama Sendang Puro yang merupakan peninggalan sang cikal bakal di Desa Sumberejo bernama Simbah Jatipuro yang sekarang makamnya di Gedawang wilayah Semarang.
    
Menurut warga Desa Sumberejo, Solikul (41), Jatipuro membuat sendang tersebut karena di Sumberejo sangat kekeringan, sehingga bisa dimanfaatkan warga sekitar. Karena sendang berada di Dukuh Puro sehingga diberi nama sendang Puro.
   
“Sementara mbah Jatipuro meninggal di Gedawang karena terlibat peperangan perebuatan wilayah pada jaman Majapahit,” kata Solikul.

Saat perang mbah Jatipuro terkena tombak, mundur ke wilayah Simping sampai ke Sendang Guo hingga tiba ke Gedawang saat menghembuskan nafas terakhirnya. Sehingga Desa Sumberejo selalu menggelar apitan dengan jadwal yang sama di wilayah Gedawang. (swi/hst)     

1 komentar:

  1. assalamualaikum,saya hilmi warga gedawang semarang,saya mengucapkan terimakasih atas informasi mengenai eyang jatipuro karena selama ini saya selau bertanya-tanya siapakah sesungguhnya tokoh kerajaan demak yang dimakamkan di kelurahan saya wassalamualaikum wr.wb

    BalasHapus