Pasar Bintoro Disemprot Air Damkar
DEMAK - Pembersihan saluran pembuangan di Pasar Bintoro dilakukan dengan mengerahkan personel pemadam kebakaran (damkar) dari Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Pertambangan dan Energi (DPUPPE) Demak. Lebih dari satu tangki air bersih disemprotkan di sejumlah titik baik di lantai satu maupun dua.
Pengerahan satu unit mobil damkar ini sesuai hasil rapat koordinasi yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Demak, Mugiyono. Dalam rapat yang dihadiri lintas sektoral dan Paguyuban Pedagang Pasar Bintoro (P3B) ini terungkap bahwa persoalan drainase pasar juga mendesak diselesaikan.
Alim Rois, Ketua I Paguyuban Pedagang Pasar Bintoro (P3B) mengatakan, saluran pembuangan yang berada di lantai dua sudah berbulan-bulan tersumbat. Tersumbatnya saluran diakibatkan minimnya air bersih.
“Pedagang sendiri kebingungan, jangankan membersihkan saluran untuk kebutuhan harian saja mereka kesulitan. Sebagai contoh di los pasar ikan, dari belasan keran yang keluar airnya cuma satu dan letaknya paling ujung,” katanya.
Selesaikan Drainase
Menyikapi hal itu, Mugiyono meminta Dinperindagkop dan UMKM selaku pengelola Pasar Bintoro agar berkoordinasi dengan DPUPPE. Penyelesaian drainase pasar yang tersumbat ini, menurutnya, cukup mudah yakni dengan penyemprotan air dari mobil damkar.
“Sifatnya kondisional, yang penting saluran bisa lancar dulu. Supaya pedagang dan pembeli bisa nyaman beraktivitas,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinperindagkop dan UMKM Demak, Eko Pringgolaksito melalui Kabid Pasar, Shokip menyampaikan, ada tiga titik utama yang menjadi sasaran penyemprotan. Di lantai satu, penyemprotan difokuskan pada los pemotongan unggas.
Sekitar tiga bulan terakhir, pembersihan los tersebut menggunakan air sungai terdekat dengan pasar. Air sungai tersebut ditandon dulu selama beberapa hari sebelum disalurkan ke beberapa tempat usaha pemotongan dan penggilingan daging unggas.
“Kalau di lantai dua, los ikan dan daging yang kami semprot. Penyemprotan dibantu dua personil DPUPPE, pembersihan ini bisa diulang bilamana ada dibutuhkan kembali,” terangnya.
Adapun solusi jangka panjang, pihaknya akan mengajukan pembuatan satu sumur dalam melalui APBD Perubahan 2014. Seperti diketahui, tidak berfungsinya satu sumur dalam meresahkan pedagang Pasar Bintoro.
Selain mengganggu aktivitas berdagang, kondisi itu membuat aroma tidak sedap di sejumlah kios dan los penjualan komoditas basah. (J9-72)
Pengerahan satu unit mobil damkar ini sesuai hasil rapat koordinasi yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Demak, Mugiyono. Dalam rapat yang dihadiri lintas sektoral dan Paguyuban Pedagang Pasar Bintoro (P3B) ini terungkap bahwa persoalan drainase pasar juga mendesak diselesaikan.
Alim Rois, Ketua I Paguyuban Pedagang Pasar Bintoro (P3B) mengatakan, saluran pembuangan yang berada di lantai dua sudah berbulan-bulan tersumbat. Tersumbatnya saluran diakibatkan minimnya air bersih.
“Pedagang sendiri kebingungan, jangankan membersihkan saluran untuk kebutuhan harian saja mereka kesulitan. Sebagai contoh di los pasar ikan, dari belasan keran yang keluar airnya cuma satu dan letaknya paling ujung,” katanya.
Selesaikan Drainase
Menyikapi hal itu, Mugiyono meminta Dinperindagkop dan UMKM selaku pengelola Pasar Bintoro agar berkoordinasi dengan DPUPPE. Penyelesaian drainase pasar yang tersumbat ini, menurutnya, cukup mudah yakni dengan penyemprotan air dari mobil damkar.
“Sifatnya kondisional, yang penting saluran bisa lancar dulu. Supaya pedagang dan pembeli bisa nyaman beraktivitas,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinperindagkop dan UMKM Demak, Eko Pringgolaksito melalui Kabid Pasar, Shokip menyampaikan, ada tiga titik utama yang menjadi sasaran penyemprotan. Di lantai satu, penyemprotan difokuskan pada los pemotongan unggas.
Sekitar tiga bulan terakhir, pembersihan los tersebut menggunakan air sungai terdekat dengan pasar. Air sungai tersebut ditandon dulu selama beberapa hari sebelum disalurkan ke beberapa tempat usaha pemotongan dan penggilingan daging unggas.
“Kalau di lantai dua, los ikan dan daging yang kami semprot. Penyemprotan dibantu dua personil DPUPPE, pembersihan ini bisa diulang bilamana ada dibutuhkan kembali,” terangnya.
Adapun solusi jangka panjang, pihaknya akan mengajukan pembuatan satu sumur dalam melalui APBD Perubahan 2014. Seperti diketahui, tidak berfungsinya satu sumur dalam meresahkan pedagang Pasar Bintoro.
Selain mengganggu aktivitas berdagang, kondisi itu membuat aroma tidak sedap di sejumlah kios dan los penjualan komoditas basah. (J9-72)
Tidak ada komentar